Versal

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Versal

The Largest Jakarta Community 1


4 posters

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ]

    CreationPlus
    CreationPlus
    Moderator
    Moderator


    Jumlah posting : 78
    Reputasi : 7
    Join date : 2009-11-21
    Lokasi : Di depan Meja Kerja & Laptopku

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Empty Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ]

    Post by CreationPlus Fri Nov 27, 2009 7:57 am

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Roti+Buaya

    Setiap acara pernikahan yang mengusung adat Betawi, pasti tak pernah meninggalkan roti buaya. Biasanya roti yan
    g memiliki panjang sekitar 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan.

    Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga.

    Dari sejumlah barang yang diserahkan tersebut, roti buaya menempati posisi terpenting. Bahkan, bisa dibilang hukumnya wajib.

    Sebab, roti ini memiliki makna tersendiri bagi warga Betawi, yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-semati.
    Asal muasal adanya roti buaya ini, konon terinspirasi perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun.

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] PENJUAL_ROTI-01

    Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus.
    Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan.

    Karenanya, tak heran jika setiap kali prosesi pernikahan, mempelai laki-laki selalu membawa sepasang roti buaya berukuran besar, dan satu roti buaya berukuran kecil yang diletakkan di atas roti buaya yang disimbolkan sebagai buaya perempuan.
    Ini mencerminkan kesetian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sampai beranak-cucu. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Roti-buaya

    Menurut Haji Ilyas, salah satu tokoh Betawi di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, meski saat ini banyak warga Betawi yang merayakan pernikahan secara modern, tapi mereka masih memakai roti buaya sebagai simbol kesetiaan.

    Karena roti buaya sudah membudaya bagi warga Betawi. "Adat kite itu kagak ilang. Masih banyak nyang pake. Kite ambil contoh di kawasan Condet, Palmerah sampe ke Bekasi, malahan sampe Tangerang," kata pria yang sering disapa Haji ini seperti dikutip situs resmi Pemerintah DKI.

    Sayangnya, saat ini roti buaya tidak mudah dijumpai di toko-toko roti. Untuk itu, bagi pasangan yang akan menikah harus pesan dulu ke tukang roti.

    Dan harganya juga bervariasi tergantung ukuran yang dipesan, yakni mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu sudah termasuk rasa roti, keranjang, dan asesoris pelengkapnya.

    "Roti buaya adalah kue perayaan, jadi nggak setiap hari ada. Kalau mau beli harus pesan dulu," kata Ari, salah satu pedagang kue di Pasar Senen.

    Sejatinya, bagi warga yang sudah terbiasa membuat roti, tidak terlalu sulit membuat roti buaya ini.

    Sebab, bahan dasarnya sangat sederhana, yakni terigu, gula pasir, margarine, garam, ragi, susu bubuk, telur dan bahan pewarna.

    Keseluruhan bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata dan halus, kemudian dibentuk menyerupai buaya. Setelah bentuk kemudian dioven/panggang hingga matang. Setiap acara pernikahan yang mengusung adat Betawi, pasti tak pernah meninggalkan roti buaya. Biasanya roti yang memiliki panjang sekitar 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan.

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Dsc08161

    Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga.

    Dari sejumlah barang yang diserahkan tersebut, roti buaya menempati posisi terpenting. Bahkan, bisa dibilang hukumnya wajib.

    Sebab, roti ini memiliki makna tersendiri bagi warga Betawi, yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-semati.
    Asal muasal adanya roti buaya ini, konon terinspirasi perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun.

    Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus.
    Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan.

    Karenanya, tak heran jika setiap kali prosesi pernikahan, mempelai laki-laki selalu membawa sepasang roti buaya berukuran besar, dan satu roti buaya berukuran kecil yang diletakkan di atas roti buaya yang disimbolkan sebagai buaya perempuan.
    Ini mencerminkan kesetian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sampai beranak-cucu. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.

    Menurut Haji Ilyas, salah satu tokoh Betawi di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, meski saat ini banyak warga Betawi yang merayakan pernikahan secara modern, tapi mereka masih memakai roti buaya sebagai simbol kesetiaan.

    Karena roti buaya sudah membudaya bagi warga Betawi. "Adat kite itu kagak ilang. Masih banyak nyang pake. Kite ambil contoh di kawasan Condet, Palmerah sampe ke Bekasi, malahan sampe Tangerang," kata pria yang sering disapa Haji ini seperti dikutip situs resmi Pemerintah DKI.

    Sayangnya, saat ini roti buaya tidak mudah dijumpai di toko-toko roti. Untuk itu, bagi pasangan yang akan menikah harus pesan dulu ke tukang roti.

    Dan harganya juga bervariasi tergantung ukuran yang dipesan, yakni mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu sudah termasuk rasa roti, keranjang, dan asesoris pelengkapnya.

    "Roti buaya adalah kue perayaan, jadi nggak setiap hari ada. Kalau mau beli harus pesan dulu," kata Ari, salah satu pedagang kue di Pasar Senen.

    Sejatinya, bagi warga yang sudah terbiasa membuat roti, tidak terlalu sulit membuat roti buaya ini.

    Sebab, bahan dasarnya sangat sederhana, yakni terigu, gula pasir, margarine, garam, ragi, susu bubuk, telur dan bahan pewarna.

    Keseluruhan bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata dan halus, kemudian dibentuk menyerupai buaya. Setelah bentuk kemudian dioven/panggang hingga matang.

    Sumber : dihimpun dari berbagai sumber
    dudsduds
    dudsduds
    Versaler


    Jumlah posting : 58
    Reputasi : 3
    Join date : 2009-11-12
    Lokasi : Jakarta kita tercinta

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Empty Re: Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ]

    Post by dudsduds Sat Nov 28, 2009 8:35 pm

    hahahah ini mah emg adatnya gt
    ane kira apa ran
    nice Very Happy
    666
    666
    Moderator
    Moderator


    Jumlah posting : 51
    Reputasi : 10
    Join date : 2009-11-12
    Age : 34
    Lokasi : Djakarta

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Empty Re: Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ]

    Post by 666 Sun Nov 29, 2009 1:15 am

    nice trit ran... Very Happy
    avatar
    cokophew
    Moderator
    Moderator


    Jumlah posting : 26
    Reputasi : 0
    Join date : 2009-12-30
    Age : 27
    Lokasi : di kamar kesayangan :p

    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Empty Re: Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ]

    Post by cokophew Wed Dec 30, 2009 7:49 pm

    kirain beneran moy .. Shocked itu sih ane suka makan ... Laughing

    Sponsored content


    Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ] Empty Re: Ada Buaya Dimakan Utuh2 [ masuk RAN + pic ]

    Post by Sponsored content


      Current date/time is Fri Apr 26, 2024 6:06 pm